Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya
sakit kepala pada pria & wanita, termasuk diantaranya adalah usia &
riwayat kesehatan keluarga. Akan tetapi pada wanita, sering kali terdapat
kaitan antara sakit kepala & perubahan hormon.
Kaitan hormon
dengan sakit kepala
Pada wanita terdapat hormon estrogen &
progesteron, yang berperan untuk mengatur siklus menstruasi & kehamilan.
Hormon-hormon ini dapat mempengaruhi zat kimia di otak yang berkaitan dengan
sakit kepala. Seperti misalnya, kadar hormon estrogen yang tinggi membantu
meringankan sakit kepala, sedangkan kadar hormon estrogen yang rendah dapat
memperburuk sakit kepala yang dialami.
Meskipun demikian, bukan berarti setiap sakit
kepala yang dialami oleh wanita, disebabkan oleh adanya perubahan hormon. Untuk
itu disarankan pada para wanita yang seringkali mengalami sakit kepala untuk
membuat jurnal yang mencatat kejadian sakit kepalanya tersebut. Kemudian buat
juga catatan mengenai siklus menstruasi (setidaknya 3 siklus menstruasi). Dari
situ baru bisa dilihat apakah sakit kepala yang dialami berkaitan dengan siklus
menstruasi atau tidak.
Bila ternyata hal tersebut berkaitan, jangan
putus asa karena doker dapat membantu untuk mengatasi atau bahkan mencegah
terjadinya sakit kepala karena hormon tersebut.
Cara mengatasi
sakit kepala karena hormon:
1. Sakit kepala
saat menstruasi
Rendahnya kadar hormon estrogen sebelum
menstruasi dapat menjadi penyebab timbulnya sakit kepala. Sakit kepala sendiri
merupakan gejala pre-menstruasi yang sering dirasakan & banyak wanita yang
mengalami migrain juga menyatakan sering mengalami sakit kepala sebelum
menstruasi.
Bila mengalami sakit kepala sebelum
menstruasi, maka bisa dicoba beberapa tips berikut ini untuk mengatasi rasa
sakit kepalanya tersebut :
- Kompres dingin. Buat kompres dari es yang telah dibalut dengan handuk & tempelkan di sekitar area kepala yang sakit atau area di belakang leher.
- Pijat. Dengan memijat otot-otot yang berada di belakang kepala juga dapat membantu meredakan rasa sakit kepala tersebut.
- Mengkonsumsi obat pereda nyeri. Obat pereda nyeri yang dijual bebas, seperti : paracetamol, aspirin & ibuprofen juga dapat membantu meredakan sakit kepala yang dialami.
Bila mengalami > 3 kali sakit kepala ringan
dalam waktu 1 bulan, maka dokter akan menyarankan pencegahan sakit kepala, baik
dengan obat yang di jual bebas ataupun dengan obat yang dibeli atas resep
dokter. Bila siklus menstruasinya teratur, maka obat tersebut dapat mulai
dikonsumsi beberapa hari sebelum perkiraan waktu menstruasi akan tiba &
dilanjutkan hingga beberapa hari setelah mengalami menstruasi. Tetapi jika
mengalami migrain sepanjang siklus menstruasi & mempunyai siklus menstruasi
yang tidak teratur, maka sebaiknya obat pereda nyeri tersebut dikonsumsi setiap
hari untuk pencegahan.
2. Sakit kepala
saat menggunakan pil kontrasepsi
Beberapa wanita ada yang mengalami sakit
kepala saat pertama kali mengkonsumsi pil kontrasepsi atau cara kontrasepsi
lain yang juga menggunakan hormon. Beberapa wanita juga ada yang merasakan,
bahwa dengan mengkonsumsi kontrasepsi hormonal tersebut terjadi perubahan pola
sakit kepala yang dialami, bisa memburuk atau menjadi lebih baik.
Bila metode kontrasepsi yang digunakan,
ternyata memicu terjadinya sakit kepala atau membuat sakit kepala yang dialami
menjadi lebih buruk, maka sebaiknya konsultasi ke dokter untuk diberikan
penanganan yang tepat.
Selain itu, terkadang cara-cara berikut ini
dapat membantu meredakan rasa sakit kepala tersebut :
- Gunakan pil kontrasepsi yang mempunyai pil plasebo (pil tanpa zat aktif) lebih sedikit atau tanpa pil plasebo sama sekali.
- Gunakan koyo yang mengandung estrogen saat mengkonsumsi pil plasebo.
- Bila masih belum berhasil, dapat juga mengkonsumsi pil kontrasepsi yang hanya mengandung hormon progestin saja atau bahkan beralih ke metode kontrasepsi lain yang tidak menggunakan metode hormonal.
3. Sakit kepala
saat hamil
Pada saat awal kehamilan, kadar estrogen akan
meningkat dengan cepat & tetap tinggi selama masa kehamilan berlangsung.
Pada saat itu, kondisi migrain yang dirasakan bisa jadi membaik atau bahkan
menghilang saat hamil, meskipun sakit kepala akibat ketegangan otot tidak
berkurang. Setelah melahirkan, seringkali akibat penurunan kadar estrogen, yang
juga disertai dengan stres, pola makan yang tidak teratur & kurangnya
istirahat, dapat memicu timbulnya sakit kepala kembali.
Bila mengalami sakit kepala saat hamil,
sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Banyak obat pereda sakit kepala yang bisa mempengaruhi janin atau belum diketahui
efeknya terhaap perkembangan janin, terutama bila dikonsumsi pada masa awal
kehamilan. Untuk konsumsi obat pereda sakit kepala saat menyusui, meskipun
tetap harus dikonsumsi dengan penuh perhatian tetapi pilihan obatnya lebih
banyak dibandingkan saat sedang hamil.
4. Sakit kepala
saat pre-menopause & menopause
Banyak wanita yang merasa, migrain yang
dialami menjadi lebih sering terjadi & lebih buruk setelah memasuki masa
pre-menopause. Hal ini karena adanya fluktuasi kadar hormon dalam tubuh, yang dapat
memicu terjadinya migrain.
Bagi sebagian besar wanita, migrain yang
dialami akan membaik ketika menstruasinya berhenti, meskipun sakit kepala
karena ketegangan otot akan menjadi lebih buruk. Terapi hormon yang dijalani
wanita untuk mengatasi gejela pre-menopause & menopause juga dapat
mempengaruhi sakit kepala yang dialami. Ada yang merasakan sakit kepalanya
menjadi lebih baik saat menjalani terapi hormon, tetapi ada juga yang merasa
malah menjadi semakin memburuk.
Bila sakit kepala yang dialami masih tetap
terjadi setelah menopause, maka bisa menggunakan terapi yang sama. Bila memilih
menggunakan estrogen untuk mengatasi gejala menopause, maka dokter akan
merekomendasikan estrogen yang berbentuk seperti koyo (skin patch). Estrogen
yang berbentuk koyo tersebut, akan mengeluarkan estrogen dengan dosis yang
rendah & stabil, sehingga dapat mengurangi kemungkinannya untuk memicu
sakit kepala.
Setiap wanita
unik
Yang perlu disadari adalah tidak ada yang sama
untuk setiap orang, setiap wanita adalah unik. Ada wanita yang sangat sensitif
terhadap efek dari hormon, tetapi ada juga yang tidak. Bila sakit kepala sudah
mengganggu aktfitas sehari-hari, maka sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar