Penanganan
flu burung dapat dilakukan dengan pengobatan atau pemberian obat flu seperti Tamiflu atau jenis
lainnya, tapi harus tetap dalam pengawasan dokter atau pihak rumah sakit yang
ditunjuk oleh Dinas Kesehatan RI.
Jenis obat
penanggulangan infeksi flu burung ada 2, pertama adalah obat seperti amantadine dan rimantadine yaitu ion
channel (M2) blocker, yang menghalagi aktivitas ion channel dari virus flu
jenis A dan bukan jenis B sehingga aliran ion hydrogen dapat diblok dan virus
tidak dapat berkembang biak.
Sayang
sekali bahwa jenis obat yang pertama ini dapat memicu tingkat resistensi virus
terhadap zat obat, sehingga di hari ke 5 hingga ke 7 setelah konsumsi obat,
16-35% dari virus akan resisten
karena adanya mutasi pada protein M2 pada virus. Oleh karena itu, obat jenis
ini tidak dijual bebas di sembarang apotik, meskipun dengan pemberian resep
dokter, karena dikhawatirkan kesalahan pemberian obat dapat menimbulkan
munculnya jenis virus baru yang lebih ganas dan kebal terhadap obat ini.
Jenis obat
yang kedua adalah Neurimidase (NA)
inhibitor, jenis seperti Zanamivir dan Oseltamivir, dengan protein
NA-nya yang berfungsi melepaskan virus yang bereplikasi di dalam sel, sehingga
virus tidak dapat keluar dari dalam sel. Virus ini nantinya akan menempel di
permukaan sel saja dan tidak akan pindah ke sel yang lain. Jenis obat yang
kedua ini tidak menimbulkan resisten pada tubuh virus seperti jenis pada ion
channel blocker.
Hingga
sekarang peneliti telah berusaha keras untuk menciptakan jenis vaksin yang
dapat mengantisipasi pandemik virus H5N1, namun karena virus ini selalu
bermutasi maka dirasa penciptaan vaksin yang efektif tidak dapat cukup kuat
melawan jenis virus H5N1 yang sekarang walaupun dirasa dapat efektif untuk
mengantisipasi jenis baru yang akan muncul.
Walaupun
penelitian vaksin jenis baru sedang digalakkan, WHO mengatakan bahwa percobaan
klinis virus jenis pertama haruslah tetap dilakukan sebagai langkah yang
esensial untuk mengatasi pandemik yang mungkin akan terjadi.
Walaupun
begitu, alangkah lebih baik jika masyarakat melakukan pencegahan dan melakukan
beberapa tindakan yang benar untuk mengantisipasi serangan flu burung. Tak
perlu panik dan berlebih, hanya perlu untuk memperhatikan beberapa hal berikut
:
- Gunakan pelindung (Masker, kacamata renang, sarung tangan) setiap berhubungan dnegan bahan yang berasal dari saluran cerna unggas
- Setiap hal yang berasal dari saluran cerna unggas seperti sekresi harus ditanam/dibakar supaya tidak menular kepada lingkungan sekitar
- Cuci alat yang digunakan dalam peternakan dengan desinfektan
- Kandang dan Sekresi unggas tidak boleh dikeluarkan dari lokasi peternakan
- Memasak daging ayam dengan benar pada suhu 80 derajat dalam 1 menit dan membersihkan telur ayam serta dipanaskan pada suhu 64 derajat selama 5 menit.
- Menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri.
Yang paling penting adalah :
- Menjauhkan unggas dari pemukiman manusia untuk mengurangi kontak penyebaran virus
- Segera memusnahkan unggas yang mati mendadak dan unggas yang jatuh sakit utnuk memutus rantai penularan flu burung, dan jangan lupa untuk mencuci tangan setelahnya.
- Laporkan kejadian flu burung ke Dinas peternakan-perikanan dan Dinas kesehatan daerah tempat tinggal anda.
0 komentar:
Posting Komentar